Jakarta, CNBC Indonesia - China banyak unggul untuk
urusan produksi industri manufaktur termasuk industri dasar seperti besi dan
baja. Selama beberapa tahun, China jadi raja sebagai produsen terbesar baja di
dunia.
Dalama catatan World Steel Association Crude Steel Production
Summary 2019, mengungkapkan produksi baja mentah pada 2018 masih didominasi
oleh China, dengan produksi 928 juta ton per tahun.
Produksi baja China ini lebih dari 100 kali lipat
produksi baja Indonesia yang hanya 6 juta ton per tahun.
Sialnya, Indonesia di bawah Vietnam untuk persoalan
produksi, pada tahun lalu Negeri Paman Ho ini mampu memproduksi 14 juta ton
baja per tahun.
Selain China, produsen baja terbesar masih didominasi
India dengan produksi 107 juta ton baja per tahun, lalu Jepang 104 juta ton,
lalu ada Amerika 87 juta ton.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim
mengatakan salah satu persoalan produksi baja yang rendah adalah karena tingkat
konsumsi baja di Indonesia yang juga rendah. Ia menyayangkan posisi konsumsi
baja per Kapita Indonesia tertinggal dibanding negara tetangga. Menurut data
2017, konsumsi baja per kapita Indonesia sebanyak 52 kg per tahun.
Di atas Indonesia, ada Filipina sebanyak 94 kg. Singapura
menempati posisi pertama di ASEAN dengan konsumsi baja per kapita sebanyak 488
kg.
"Kita saja kalah sama Filipina, Thailand, Malaysia
mendekati 300 (kg)," kata Silmy dalam Seminar Nasional bertajuk
Peningkatan Interlinkage Antar Sektor untuk Pengembangan Industri Otomotif, TPT
dan Alas Kaki, Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Produksi baja China yang berlebih berdampak pada pasar negara lain,