Kementerian Perindustrian (kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) yang melakukan investasi baru senilai Rp 1 triliun untuk pemanfaatan mesin Light Section Mill (LSM) dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 ton per tahun.
Hal ini sejalan
dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional.
“Investasi baru ini kami apresiasi karena berani melakukan ekspansi di tengah dampak pandemi Covid19.
Selain itu, investasi ini dapat menambah kapasitas produksi baja profil nasional sebesar 500.000 ton, sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan baja profil dalam negeri di tengah gencarnya pembangunan konstruksi di Indonesia," Ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian Mesin Light Section Mill (LSM) PT Gunung Raja Paksi Tbk di Cikarang Barat, Kamis (9/6).
Agus mengatakan,
Gunung Raja Paksi juga melakukan investasi baru di sektor hulu baja, yaitu
dengan pembangunan fasilitas Blast Furnace. Ia mengatakan Pemerintah mendorong
agar investasi baru ini juga dapat diselesaikan seperti investasi baru di
sektor hilir dengan beropersionalnya fasilitas mesin LSM.
Lebih lanjut Agus mengatakan, industri baja memiliki peran strategis sebagai mother of industries yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan sektor industri lainnya. Berbagai pengguna bahan baku baja tersebut, antara lain sektor konstruksi, alat transportasi, alat berat, elektronik, alat pertahanan, dan lain sebagainya.
Menurutnya,
pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh terhadap sektor industri logam.
Di triwulan I -2022, sektor industri logam mencatatkan pertumbuhan 7,9%, atau
mendekati 8%.
"Ini suatu hal yang sangat menggembirakan, apalagi bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya ketika sektor ini mengalami kontraksi sebesar 0,49%," tuturnya.
Pertumbuhan
positif ini juga didorong oleh kinerja perdagangan besi baja. Pada tahun 2021,
neraca perdagangan besi dan baja (Kode HS 72) mengalami surplus sebesar 342.000
ton.
Peningkatan ekspor dari tahun 2020 ke 2021 sebesar 51,8%, sedangkan peningkatan ekspor dari tahun 2019 ke 2021 adalah sebesar 133,6%. Agus menilai pertumbuhan ekspor yang baik ini menunjukkan resiliensi industri baja dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu,
realisasi investasi sektor industri logam dasar selama Januari-Maret 2022
sebesar Rp 40,18 triliun, yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar
Rp 37,5 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 2,68
triliun.
Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menyampaikan, penambahan investasi sebesar Rp 1 Triliun tersebut merupakan upaya perusahaan untuk menambah kapasitas produksi menjadi 500.000 metrik ton dengan teknologi terbaru dan pemakaian energi yang efisien.
Produk PT GRP
Tbk sudah memenuhi standar kualitas internasional yang dibuktikan dengan
berbagai sertifikat produk berskala internasional. Termasuk yang paling baru
adalah sertifikasi Environmental
Product Declaration (EPD).
"Ini
merupakan bukti keseriusan perusahaan untuk sustainable
development di Indonesia," jelasnya.
https://industri.kontan.co.id/news/gunung-raja-paksi-ggrp-gelontorkan-rp-1-triliun-bangun-pabrik-baja-baru?page=2