tatalogam-kemenperin
Hilirisasi Industri Baja Dorong Lonjakan Pertumbuhan Industri Logam
Hilirisasi Industri Baja Dorong Lonjakan Pertumbuhan Industri Logam
December 23, 2022

Pemerintah menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong lonjakan pertumbuhan industri logam di Tanah Air karena berjalannya hilirisasi industri baja yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan.

Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier menyatakan, sektor Industri logam tumbuh 20,6 persen pada kuartal III-2022. Raihan tertinggi selama 10 tahun terakhir itu salah satu penunjang terbesarnya adalah industri baja. “Kuartal III/2022 industri logam tumbuh 20,2 persen. Selama 10 tahun terakhir tertinggi. Jadi tidak pernah terjadi pertumbuhan logam sehebat ini.

Hal ini dapat tercapai berkat Tatalogam Lestari sebagai bagian dari industri baja ringan yang sudah mulai menjalankan program hilirisasi,” tuturnya disela Pelepasan Ekspor Perdana End Produk untuk Mendukung Hilirisasi, di pabrik genteng metal PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) Cibitung, Bekasi, seperti dikutip, Jumat (23/12/2022).

Rumah Instan Karya Anak Bangsa Merambah Pasar Benua Afrika Taufiek menambahkan, pemerintah selama ini terus mendorong program hilirisasi industri. Untuk itu ia mengapresiasi keberhasilan PT Tatalogam Lestari yang telah mampu memasarkan produk hilirnya hingga ke luar negeri. 

Keterlibatan Industri Kecil Menengah (IKM) batu alam dalam menghasilkan produk atap metal kualitas ekspor dengan nama Multi Sirap ini juga disebutnya sebagai bagian dari hilirisasi yang sangat penting. “Yang pertama pemerintah terus mendukung. Ini (ekspor end produk) adalah konsep bentuk hilirisasinya baja. Jadi kita juga menerapkan supplay - demand antara hulu, tengah dan hilir.

Hilir ini sebenarnya adalah bagian terpenting karena di produk akhirnya ini sudah langsung digunakan oleh end user," ujarnya Selain itu, lanjut dia, dari situ pihaknya juga mendukung untuk menerapkan SNI Baja profil baja ringan. "Karena disitu bagian untuk mengatur tata niaga sehingga tercipta iklim bisnis yang sehat juga,” terangnya.

Kisah Tatalogam Bermula dari Produksi Tanpa Pabrik Ia melanjutkan, dukungan lain yang diterapkan pemerintah adalah dengan instrumen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Jadi jika TKDN sudah 40 persen produk tersebut punya hak untuk masuk kedalam goverment expenditure untuk pembangunan di pemerintah pusat, daerah, maupun BUMN. 

Menurutnya, langkah-langkah inilah yang menjadi stimulus dari pemerintah agar industri bisa meningkatkan utilitasnya. “Begitu utilitasinya naik dia otomatis akan menambah tenaga kerja, dan dia akan berfikir untuk ekspansi menambah kapasitas. Itu adalah salah satu targetnya. Makanya pemerintah akan mendorong ke arah situ terus,"ujarnya.

Kemudian, kata dia, di dalam industrinya sendiri juga sudah harus dipikirkan bagaimana masuk ke industri hijau, dan mengefisiensikan proses produksinya. Efisiensi energi dan lain-lain, karena segala efisensi yang dilakukan, apalagi outputnya juga mengurangi karbon, itu adalah industri hijau. "Dan pasti itu akan secara bertahap masuk kesana,” terang Taufiek. Vice Presiden Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, produk atap metal Multi Sirap merupakan produk akhir baja ringan berupa atap metal yang dilapisi batu rijang dan batu andesit atau batuan alam unik dari gunung berapi yang memiliki tingkat kekerasan tinggi. 

Batuan ini selain mampu mengurangi suhu ekstrem dan meredam suara, juga sudah lolos uji ketahanan di Amerika Serikat dan berhasil mengantungi sertifikat FM Approvals (Factory Mutual Approvals) dan ASTM (American Standard Testing and Material). “Atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi antara Tatalogam Lestari dengan UD Celladia, IKM pengrajin batuan alam di Trenggalek, Jawa Timur yang sudah bermitra sejak 1994," ujarnya. Kemudian, kata dia, kepada 2000 IKM yang ada itu, mulai dapat kami bina hingga akhirnya beberapa hari yang lalu dianugerahi penghargaan Upakarti dari Kemenperin karena menjadi industri pelopor yang bisa membawa produk Indonesia ke luar negeri yang di dalamnya ada link and match dengan IKM.

Stephanus menambahkan, sebanyak 20 ton atap metal Multi Sirap senilai Rp1 miliar atau US$52.000 akan dikirim ke Malaysia dalam ekspor perdana kali ini. Namun sebelumnya, Tatalogam Group juga sudah rutin mengekspor produk baja lapis aluminium seng dengan merk dagang Nexalume ke 15 negara di seluruh dunia dengan volume ekspor 5000 ton setiap bulannya.

“Kali ini ekspor perdana kami untuk produk hilir yang akan langsung bertemu pengguna di luar negeri. Kami berharap dengan dimulainya ekspor produk hilir ini akan memberikan nilai tambah tidak hanya di ekspor bahan mentah atau setengah jadi," terangnya  Hal tersebut sesuai amanat presiden untuk mendorong program hilirisasi industri.  "Jadi kami berusaha memerkuat industri hilir, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun mancanegara,” terang Stephanus lagi.


https://ekonomi.bisnis.com/read/20221223/257/1611659/hilirisasi-industri-baja-dorong-lonjakan-pertumbuhan-industri-logam


Related Articles