KONTAN.CO.ID - Kembali mencetak surplus pada bulan Oktober
2022, neraca perdagangan meneruskan kinerja positif selama 30 bulan
berturut-turut. Hal ini turut mendorong tren penguatan dalam upaya pemulihan
ekonomi nasional, meski ekonomi global diproyeksikan melambat pada 2022 dan
2023. Tercatat pada Triwulan III 2022, ekonomi nasional mampu tumbuh impresif
5,72% (yoy).
Ditengah
peningkatan downside risk perekonomian global, perbaikan kondisi ekonomi
nasional masih terus berlanjut dengan didorong salah satunya dari kinerja industri
baja dan besi. Pada periode Januari hingga Oktober 2022, sektor “mother of
industries” ini mampu meningkatkan ekspor hingga 39,55% (yoy). Hingga Triwulan
III 2022, neraca perdagangan besi dan baja juga mengalami surplus senilai USD
10.61 milyar.
“Guna
menjaga keberlangsungan industri besi dan baja nasional serta untuk
meningkatkan pertumbuhan dan daya saing, berbagai kebijakan dan strategi terus
diupayakan Pemerintah, antara lain melalui pemberian insentif, seperti tax
holiday, tax allowance, pengurangan harga gas bumi,” ungkap Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara
virtual mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara The Indonesian Iron &
Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022, Kamis (1/12).
Menko
Airlangga kemudian menjelaskan pemberlakuan SNI Wajib produk logam untuk
melindungi industri besi dan baja nasional dari kerugian akibat praktik
perdagangan yang tidak sehat. Terkait upaya mengembangkan ketersedian bahan
baku dan/atau bahan penolong, juga disampaikan upaya Pemerintah mendorong
pengoptimalan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), penetapan slag
baja sebagai limbah non B3, dan penerapan neraca komoditas.
“Dengan
industri 4.0 kita berharap produktivitas sektor baja meningkat dan khusus untuk
baja diharapkan bisa meningkatkan produksi menjadi 17 juta ton pada tahun
2020-2024, dan tentu pencapaian 25 juta ton di tahun 2025-2035, roadmap ini
menjadi penting dalam Pengembangan Industri Nasional 2015-2035,” pungkas Menko
Airlangga.
Pemerintah
juga terus mendorong berbagai industri strategis terutama industri baja agar
mampu menghasilkan produk-produk turunan yang berdaya saing dan dapat mendorong
ekosistem sektor lainnya seperti industri konstruksi dan otomotif. Selain itu,
Menko Airlangga juga menegaskan agar perkembangan teknologi dan energi bersih
saat ini dapat menjadi pendorong terciptanya green steel yang berbasis pada
energi hijau.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya yakni Menteri Perindustrian, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Chairman The Indonesian Iron & Steel Industry Association, serta sejumlah pengurus The Indonesian Iron & Steel Industry Association.