KONTAN.CO.ID
- JAKARTA. PT
Krakatau Steel Tbk (KRAS) terus berupaya untuk menggenjot
volume penjualan maupun market
share di sepanjang tahun ini. Salah satunya melalui program
hilirisasi baja dengan meluncurkan produk Floordeck Krakatau Steel (Bondek).
Direktur Utama Krakatau Steel
Silmy Karim mengungkapkan, peluncuran Floordeck Krakatau Steel bertujuan untuk
meningkatkan penyerapan produk CRC KRAS, yang dalam perjalanannya dapat
menggenjot volume penjualan serta turut meningkatkan utilitisasi pabrikan dalam
negeri.
"Program strategis ini dilakukan dengan pabrikan-pabrikan dalam negeri
yang selama ini telah menjadi pelanggan setia dari KRAS. Harapannya ke depan
dengan peningkatan produksi akan meningkatkan kemampuan pabrikan nasional untuk
menyediakan produk-produk baja yang berkualitas," ungkap Silmy saat
dihubungi Kontan.co.id, Selasa (1/6).
Silmy menyebut, pangsa pasar
CRC di Indonesia untuk segmen yang berkaitan dengan proses hilirisasi floordeck
terus mengalami peningkatan. Tercatat, dari tahun 2018 hingga tahun 2020
terjadi peningkatan dari 33% ke 44%. Sehingga kebutuhan produk hilir
diproyeksikan akan terus membaik untuk ke depannya.
"Berdasarkan
outlook kebutuhan konstruksi dalam RAPBN 2021 yang diperkirakan tumbuh sebesar
5,3% samoai 6,5% yoy, maka kebutuhan produk hilir (bukan hanya floordeck) akan terus
mengalami peningkatan. Sedangkan estimasi kebutuhan floordeck sekitar 90.000
ton – 100.000 ton per tahun," sebut dia.
Sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), KRAS, kata Silmy, harus dapat menjadi enabler dalam
industri baja nasional. Maka dari itu, salah satu tujuan utama dari program
hilirisasi ini adalah guna meningkatkan utilitas pabrikan dalam negeri,
sehingga dapat menyediakan produk jadi untuk pasar domestik.
"Kompetitor utama dari produk hilir baja ringan dalam negeri masih tetap
sama seperti sebelumnya, yaitu produk hilir baja ringan impor. Saat ini masih
banyak beredar produk hilir baja ringan dari import yang kualitas dan
standarnya tidak sesuai SNI," jelasnya.
Tak hanya
hilirisasi, KRAS juga disebut akan terus meningkatkan pasokan untuk pasar
domestik dari produksi pabrik baru Hot Strip Mill 2 (HSM2). Di mana, pada 17
Mei lalu, KRAS baru saja melakukan produksi perdana hot rolled coil (HRC)
dari pabrik HSM2 yang berkapasitas 1,5 juta ton per tahun.
Seperti
diketahui, pabrik HSM2 tengah dalam tahap penyelesaian, sehingga investasi KRAS
di tahun ini masih akan terfokus pada penyelesaian pabrik tersebut sekitar US$
70 juta.
Pabrik dengan total investasi mencapai US$ 521 juta atau setara Rp 7,5 triliun ini, merupakan pabrik baja yang menggunakan teknologi terbaru dan tercanggih, yang mulai dibangun pada tahun 2016.