KONTAN.CO.ID
- JAKARTA. PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT)
berencana akan menggenjot pasar ekspor pada tahun ini. Tak
tanggung-tanggung, BOLT membidik pertumbuhan penjualan ekspor sekitar 70% dari
capaian di tahun sebelumnya sebesar Rp 50,18 miliar.
"Kami
merencanakan pertumbuhan yang cukup baik di pasar ekspor, di mana permintaan
dari pelanggan eksisting kami bertumbuh cukup baik dan juga adanya penambahan
beberapa produk baru," ungkap Direktur Garuda Metalindo, Anthony Wijaya
saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (3/6).
Anthony bilang, permintaan ekspor dari para pelanggan eksisting telah
mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik sejak tahun lalu. Sehingga pihaknya
yakin penjualan ekspor di tahun ini memiliki peluang yang sangat menjanjikan.
Adapun,
pada tahun 2020 BOLT membukukan pertumbuhan penjualan ekspor hingga 15,87%
secara tahunan atau yoy. Dari semula Rp 43,31 miliar di tahun 2019 menjadi Rp
50,18 miliar.
Hingga saat
ini, BOLT sendiri telah memasok produknya ke berbagai negara, di antaranya
Malaysia, Thailand, India, Jerman, Amerika Serikat, dan Brazil. Namun memang,
kontribusi terbesar masih dipegang oleh penjualan produk BOLT ke Jerman.
Berdasarkan
catatan Kontan.co.id sebelumnya, permintaan dari Jerman mengalami peningkatan
yang cukup besar, karena pertumbuhan sektor otomotif di sana sudah sangat baik
dan bahkan lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19.
Kondisi pandemi
yang masih berlangsung secara global, membuat BOLT belum berencana membidik
negara ekspor baru di tahun ini. Maka dari itu, BOLT akan berusaha untuk terus
mengembangkan produk-produknya ke negara-negara yang sudah memiliki pelanggan
eksisting.
"Kami
belum membidik negara baru, masih tetap di negara ekspor yang sama, namun
pelanggan-pelanggan baru yang kami bidik di negara-negara tersebut,"
bebernya.
Meskipun prospek bisnis otomotif menunjukkan perbaikan yang signifikan, ada
kendala lain yang mesti dihadapi BOLT di tahun ini, yakni kenaikan harga bahan
baku dunia. Hal itu, diperkirakan akan berdampak terhadap biaya bahan baku
seluruh rantai pasokan industri otomotif.
"Kami
mengantisipasi kenaikan harga dengan mencoba meneruskan kenaikan harga material
tersebut ke pelanggan dan untuk ketersediaan, kami tetap terus berusaha
mengamankan alokasi bahan baku ke beberapa rekanan supplier kami yang memiliki
hubungan baik," pungkasnya.
Sedikit
informasi, BOLT membukukan penjualan sebesar Rp 270,10 miliar pada kuartal
I-2021. Angka itu turun 7,60% yoy dari realisasi penjualan BOLT pada kuartal
I-2020 senilai Rp 292,34 miliar.
Meskipun
begitu, penjualan ekspor BOLT tercatat tumbuh 132,31% yoy dari semula Rp 9,78
miliar di kuartal I-2020 menjadi Rp 22,72 miliar di akhir Maret 2021 lalu.
Di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, BOLT berhasil mengerek laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 44,20% yoy dari Rp 11,90 miliar menjadi Rp 17,16 miliar.