KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk
(GGRP) siap memacu kinerja kinerja pada tahun depan. Presiden Direktur GGRP,
Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, GGRP menargetkan pertumbuhan
pendapatan tahunan alias year-on-year (yoy)
sebesar 50%-70% pada tahun depan.
“Dari
sisi laba, perseroan optimis peningkatan pendapatan ini akan berimbas kepada
kenaikan laba yang lebih besar lagi dari proyeksi tahun 2021 guna memaksimalkan
nilai untuk pemegang saham,” tutur pria yang akrab dengan sapaan Argo ini
dalam acara paparan publik virtual yang digelar Jumat (10/12).
Dalam
proyeksi GGRP, perusahaan bisa membukukan pendapatan US$ 700 juta dengan raihan
laba bersih US$ 54 juta di sepanjang tahun 2021.
Dengan
demikian, berdasarkan hitungan kasar Kontan.co.id, pendapatan GGRP di tahun
depan bakal mencapai US$ 1,05 miliar - US$ 1,19 miliar jika proyeksi kinerja
2021 dan target kinerja 2022 tercapai. Angka ini bahkan melampaui realisasi
penjualan bersih GGRP pra pandemi Covid-19 di sepanjang tahun 2019 lalu yang
sebesar US$ 823,50 juta.
Optimisme
GGRP dalam memacu kinerja pada tahun depan berdasar pada beberapa hal, di
antaranya yakni permintaan baja yang sudah mulai membaik di kuartal II dan
kuartal III tahun 2021 ini serta tren perbaikan harga baja dunia sejak tahun
2020 lalu.
Catatan
saja, seturut harga baja dunia yang mendaki, harga jual rata-rata alias average selling price (ASP)
produk baja GGRP pun meningkat 46% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari
semula US$ 592 per ton pada Januari-September 2020 menjadi US$ 863 per ton di
Januari-September 2021.
Walhasil,
GGRP mampu membukukan penjualan sebesar US$ 502,43 juta di sepanjang
Januari-September 2021 atau tumbuh 7,47% dibanding realisasi periode sama tahun
lalu yang sebesar US$ 467,48 juta.
Dari
raihan penjualan bersih itu, GGRP mengantongi laba periode berjalan sebesar US$
40,20 juta pada Januari-September 2021. Sebelumnya, GGRP mencatatkan rugi
periode berjalan US$ 14,95 juta di Januari-September 2020.
Pada
level makro, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disebut-sebut
beberapa badan dunia dan domestik seperti IMF dan Bank Indonesia (BI) bakal
melampaui pertumbuhan ekonomi global juga mendorong optimisme GGRP.
GGRP
percaya, pertumbuhan ekonomi Indonesia ini akan terjadi pada semua semua
sektor, terutama untuk konstruksi dan manufaktur yang merupakan pangsa pasar
baja perusahaan.
Faktor lainnya yang juga turut memantapkan optimisme GGRP ialah rencana
Pemerintah Tiongkok memangkas produksi baja dan kegiatan ekspor, penutupan
sementara pabrik-pabrik baja di tengah harga energi yang meningkat, serta
kebijakan anti dumping pemerintah dengan bea masuk 10,5%-12,5%
terhadap baja impor.
Direktur GGRP, Harianto mengatakan, GGRP berstrategi untuk terus tetap
mempertahankan strategi kontrol ketat atas harga pembelian bahan baku dan harga
jual barang jadi untuk memacu kinerja pada tahun depan.
Strategi ini telah diterapkan oleh GGRP pada tahun berjalan 2021 dan
membuahkan hasil yang positif.
“Kami juga terus meningkatkan hubungan baik dengan eksisting
customer maupun customer-customer yang baru,” imbuh
Harianto yang juga turut hadir dalam acara paparan publik.
https://industri.kontan.co.id/news/gunung-raja-paksi-ggrp-targetkan-pertumbuhan-pendapatan-50-70-pada-2022?page=2