KONTAN.CO.ID - JAkarta. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk atau
dikenal dengan Spindo memprediksi bisnis tahun ini bakal lebih cerah.
Bahkan, Spindo berani menargetkan laba bersih dan penjualan tahun ini kembali
mencapai kinerja seperti 2019 silam, sebelum pandemi mencekam Indonesia.
Investor Relation
Spindo, Johanes W Edward mengungkap, tahun ini laba ditargetkan sekitar
Rp 490 miliar, dengan penjualan sebesar Rp 5 triliun - Rp 5,5 triliun.
"Ini sebenarnya kurang lebih sama dengan pencapaian tahun 2019, hanya
dengan perbaikan margin yang dipertahankan," ungkap Johanes dalam paparan
publik virtual, Rabu (28/7).
Sebagai
perbandingan, realisasi kinerja keuangan tahun lalu, Spindo meraih laba
sebesar Rp 175,83 miliar dengan penjualan dan pendapatan jasa sebesae Rp 3,77
triliun. Dus, dengan target tahun ini maka kinerja laba bisnis Spindo
diproyeksikan tumbuh hingga 178,67% penjualan serta pendapatan jasa tumbuh
32,62%-45,88%.
Optimisme emiten
berkode saham ISSP di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tercermin dari torehan
kinerja mereka pada semester pertama tahun ini yang moncer.
Laba bersih Spindo
pada semester I -2021 melesat hingga 9.579%, yakni mencapai sebesar Rp 254,19
miliar. Adapun, sebagai perbandingan pada semester I 2020 lalu, laba bersih
Spindo mungil hanya Rp 2,63 miliar. Mengutip laporan keuangan emiten pada Juni
2021, emiten produsen baja dan besi membukukan penjualan dan pendapatan jasa
sebesar Rp 2,19 triliun atau naik tajam dibandingkan periode sama tahun lalu
senilai Rp 1,66 triliun.
Lonjakan laba
bersih perusahaan ini ditopang oleh penjualan dan pendapatan jasa ISSP
yang tercatat naik sampai 31,45% dari semula Rp 1,66 triliun di semester
I-2020, menjadi Rp 2,19 triliun pada akhir Juni 2021. Adapun, penjualan dan
pendapatan jasa di paruh pertama ini masih ditopang oleh kinerja pasar lokal
sebanyak Rp 2,053 triliun. Disusul oleh kinerja ekspor dengan nilai sebesar Rp
137,27 miliar.
Hingga akhir Juni
lalu, ISSP juga membukukan beban pokok penjualan sebesar Rp 1,70 triliun atau
naik 16,76% dari sebelumnya Rp 1,46 triliun di akhir Juni 2020.
Prospek bisnis
Lantas bagaimana
dengan tahun ini? Perusahaan menyakini prospek bisnis perusahaan di tahun ini
akan didukung oleh sejumlah aspek, seperti kebijakan-kebijakan pemerintah
antara lain berkaitan dengan kebijakan mengerem impor baja baja dan
turunannya. Efeknya, "Impor baja 2020 telah mengalami penurunan
sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya, lalu juga kenaikan budget
infrastruktur sampai tahun 2022," jelasnya. Ini bisa menjadi katalis bagi
kinerja ISSP.
ISSP juga akan
terus meningkatkan porsi ekspor. Wakil Presiden Direktur Spindo Tedja Sukmana
menambahkan, negara tujuan ekspor Spindo mayoritas masih berasal dari Amerika
Serikat. "Tahun ini masih akan memfokuskan ekspor ke Negeri Paman
Sam," imbuhnya.
https://insight.kontan.co.id/news/spindo-membidik-laba-rp-490-miliar