rel-kereta-api
Indonesia Masih 100% Impor Rel Kereta
Indonesia Masih 100% Impor Rel Kereta
August 4, 2017

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong tumbuhnya industri penunjang perkeretaapian nasional.

Industri ini dianggap strategis sehingga harus dipikirkan secara bersama untuk menanganinya secara khusus. Jangan sampai peluang industri komponen kereta justru dikuasai perusahaan luar negeri atau dipasok dari impor.

“Kita sepakat visi bersama dalam membangun Industri Penunjang Perkeretaapian Dalam Negeri, dengan mengoptimalkan pemberdayaan produk dalam negeri dan mengutamakan resources dalam negeri,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan dalam seminar perkeretaapian di Bandung, pekan lalu.

Perkeretaapian meliputi multi sektor dari sarana dan prasarana. Mulai dari logam sebagai bahan baku, persinyalan, AC, sistem penggerak, yang hampir semua industrinya berada dalam cakupan ILMATE. Dengan demikian diharapkan dapat lebih mudah diharmonisasikan pengaturan menuju pengembangannya.

Kini pemerintah tengah fokus membangun kereta api di sejumlah wilayah Indonesia yang antara lain di Kalimantan, Papua, Sumatera, dan Sulawesi. Namun faktanya kini 100% rel kereta api masih harus diimpor.

“Sekarang kereta api tidak hanya di Jawa, nanti ada di Kalimantan dan Sulawesi. Tidak mungkin untuk perawatan kereta di Sulawesi dibawa ke Jawa. Maka itu perlu antisipasi dengan adanya suatu jaringan selain perawatan, tentunya yaitu jaringan pembuat komponen kereta api,” katanya.

Putu menjelaskan, industri perkeretaapian di Indonesia selama ini sudah berkembang dengan kehadiran PT Industri Nasional Kereta Api (INKA) yang merupakan perusahaan BUMN. Namun perlu juga sektor swasta di Indonesia turut mengembangkan industri penunjang komponen kereta api atau sejenisnya seperti Monorail atau LRT.

Kereta masa depan berbasis teknologi modern tentunya menjadi peluang bagi industri-industri di luar Jawa. Adanya kereta khusus di luar pengelolaan PT KAI, sambung Putu, tentunya membutuhkan sarana teknologi dan komponen.

“Jadi jangan sampai menjadi peluang dari luar negeri, ya harus dari kita. Desainnya harus kita kuasai. Jangan sampai anak-anak bangsa mampu mendesain, tetapi terpaksa dibuat di luar negeri karena di Indonesia tidak tersedia,” ucap Putu dalam pesan tertulisnya, Ahad (13/12).

Dia berharap ada suatu wadah atau asosiasi yang menghimpun para industri penunjang perkeretaapian di Indonesia. Cara tersebut tujuannya untuk mengembangkan dan memperkuat industri nasional.

“Masak untuk tempat duduk atau jok kereta api saja kita harus impor. Kita harus bisa buat di dalam negeri. Tapi dibuat di dalam negeri juga jangan orang yang tidak biasa mengerjakan itu. Paling tidak, kita bisa memenuhi gerbongnya saja dengan teknologi dalam negeri, jangan sampai ke depan untuk gerbong saja beli bekas dari luar negeri,” tuturnya. (dev)

http://www.kemenperin.go.id/artikel/13854/Indonesia-Masih-100-Impor-Rel-Kereta

Related Articles