KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen baja lokal,
PT Gunung Raja Paksi melihat potensi ekspor masih cukup besar. Perseroan
sebelumnya telah mengembangkan portofolio ke beberapa negara dan kawasan,
seperti Kanada, Eropa dan Asia.
Sebelumnya
perseroan telah mengekspor 300 ton baja struktur ke Sri Langka dan 400 plat
baja ke Australia di awal tahun ini. Alouisius Maseimilian, Presiden Direktur
PT Gunung Raja Paksi menjelaskan sampai tahun 2018 saja perseroan telah
membukukan ekspor sekitar 56.500 ton.
"Kami
harapkan tahun ini bisa naik 30%," ungkapnya ditemui Kontan.co.id usai
peletakan batu pertama Sekolah Vokasi Gunung Raja Paksi, Jumat (15/2). Lebih
lanjut Alouisius menerangkan kondisi pasar global saat ini yang demandnya naik
dan didukung oleh trade war Amerika Serikat (AS)-China menyebabkan produk lokal
Indonesia dilirik banyak negara.
Khusus
untuk pasar AS saja, Alouisius mengaku telah menandatangani perjanjian
kerjasama menyuplai 50.000 ton baja ke sana. Meski demikian, segmen domestik
masih mendominasi penjualan perseroan sekitar 95%.
Manajemen
menilai pasar domestik yang hampir 55% kebutuhan bajanya masih diisi impor,
menyebabkan para produsen lokal bekerja ekstra untuk dapat memenuhi permintaan
tersebut. Beberapa proyek dalam negeri khususnya infrastruktur telah banyak
digeluti Gunung Raja Paksi, sebut saja pembangunan jalan layang di Medan dan power
plant di beberapa daerah menggunakan baja dari pabrikan ini.
Saat ini kapasitas produksi perseroan mencapai 2,8 juta ton per tahun dengan utilitas maksimal 70%. Alouisius mengaku capaian tahun 2018 kemarin masih terjadi penurunan volume dibandingkan tahun sebelumnya, namun secara perolehan bisnis masih ada pertumbuhan single digit.