KONTAN.CO.ID - BANTEN. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) kucurkan
anggaran sebesar 432 juta US$ di tahun ini. Silmy Karim, Direktur Utama
Krakatau Steel, dana tersebut terinci sekitar US$ 293 juta untuk bisnis baja,
dan US$ 138 juta untuk bisnis non baja.
"Untuk
bisnis baja kami anggarkan 293 juta dan non baja 138 juta, jadi total US$ 432
juta," tuturnya kepada Kontan.co.id, Senin (4/2) siang.
Salah satu aksi
korporasi yang masuk anggaran adalah penyelesaian pabrik Hot Strip Mill (HSM)
2 di Cilegon, Banten. Pabrik ini rencananya akan rampung pada April mendatang.
"Rencananya
akan mechanical completion di bulan April. Lalu commissioning
dulu sekitar dua bulan. Full produksinya mulai abis lebaran,
sekitar bulan Juni," ungkap Silmy.
Selain itu,
emiten berkode saham KRAS tersebut juga berencana
melancarkan proses konsolidasi internal serta restrukturisasi. Hal ini
bertujuan untuk menyelesaikan hutang KRAS sekaligus
menyehatkan pasar baja.
"Sekarang
sedang tahap akhir restrukturisasi. Diharapkan akhir Maret bisa selesai.
Sedangkan konsolidasi itu konsolidasi internal, ini penting dalam menghadapi
dinamika pasar dan industri baja," jelas Silmy yang menargetkan dalam dua
tahun kepemimpinannya kondisi KRAS bisa sehat.
Silmy
menambahkan, KRAS masih mempertahankan jalinan
bisnisnya dengan Pohang Iron and Steel Company (Posco) serta Nippon Steel
Company. Kondisinya juga saat ini masih sangat baik.
PT Krakatau
Posco tengah mempersiapkan untuk bangun pabrik baru sebagai upaya memenuhi
target produksi baja sebesar 10 juta ton yang diprediksi matang sekitar empat
tahun lagi. "Saat ini baik-baik saja. Bahkan yang dengan Posco tahun 2018
untung sekitar US$ 30 juta," jelasnya.
Sementara untuk
kinerja keuangannya selama ini, Silmy belum bisa banyak bicara. "Nanti
kami publikasikan di agenda public expose," kata Silmy.